3/25/2015

Artikel Penyakit Sirosis

SIROSIS




      I.        Masalah :
Sirosis hati adalah jenjang akhir dari proses fibrosis hati, yang merupakan konsekuensi dari penyakit kronis hati yang ditandai dengan adanya penggantian jaringan normal dengan jaringan fibrous sehingga sel-sel hati akan kehilangan fungsinya. Sirosis ini paling sering disebabkan oleh minuman keras, hepatitis B dan C dan gemuk penyakit hati tetapi telah banyak kemungkinan penyebab lain.
Pada kasus seperti ini, seringkali terjadi gangguan pada portal pembuluh balik pada hati (bahasa Inggris: Extrahepatic portal vein obstruction, EHPVO) sehingga mengakibatkan terganggunya homeostasis pada hati yang berdampak pada disfungsi sintesis faktor koagulasi, terutama faktor V dan faktor VII.
Cara untuk mencegah terjadinya sirosis bukanlah dengan mengonsumsi kopi dalam jumlah yang banyak, namun dapat dilakukan dengan mengurangi konsumsi alkohol. Studi lainnya pernah menyatakan bahwa peminum alkohol yang berat ternyata memiliki hasil tes gula darah yang lebih sehat dan pengaruh kopi dalam mengurangi kadar enzim-enzim hati dalam darah juga lebih terlihat.

    II.        Pembahasan :

1.    Gejala :
Penderita sirosis hati dapat mengalami beberapa gejala gangguan hati atau malah tidak mengalami gejala apapun. Beberapa gejala mungkin tidak terlalu spesifik sehingga penderita tidak menduga gangguan hatilah penyebab gejala tersebut.

Beberapa gejala sirosis hati yang dapat ditemukan adalah:
•  Kulit atau bagian putih mata tampak kekuningan akibat penumpukkan bilirubin di dalam darah
•  Merasa sangat lelah
•  Hilangnya nafsu makan
•  Badan terasa gatal
•  Mudah merah akibat penurunan produksi faktor pembekuan darah karena adanya gangguan pada hati
2.    Identifikasi penyebab :
1.  Alkohol
Alkohol merupakan penyebab tersering dari sirosis hati. Terjadinya sirosis ini tergantung pada seberapa banyak dan seberapa sering konsumsi minuman beralkohol tersebut. Mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu lama (kronik) dapat menyebabkan cedera atau luka pada sel-sel hati.
Sekitar 30% orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol sebanyak 8-16 ons setiap harinya dapat mengalami sirosis dalam waktu 15 tahun mendatang atau lebih. Konsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan berbagai penyakit hati, mulai dari perlemakkan hati tanpa komplikasi, perlemakkan hati dengan peradangan (hepatitis alkoholik), hingga sirosis hati.
2.  Perlemakkan Hati Nonalkoholik
Pada keadaan ini, terjadi penumpukkan lemak di dalam hati yang terjadi pada orang-orang yang tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah berlebihan, akan tetapi kelainan atau kerusakan yang terjadi pada sel-sel hati mirip dengan kerusakan yang diakibatkan oleh konsumsi minuma beralkohol secara berlebihan.
Gangguan ini juga dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin, sindroma metabolik dan diabetes tipe 2. Selain gangguan ini, obesitas merupakan penyebab tersering dari terjadinya resistensi insulin, sindroma metabolik, dan diabetes tipe 2.



3.  Sirosis Tanpa Penyebab yang Jelas (Sirosis Kriptogenik)
Sirosis kriptogenik merupakan salah satu penyebab diperlukannya transplantasi hati. Sirosis kriptogenik merupakan suatu gangguan hati yang menyebabkan pengerasan hati tetapi tanpa suatu penyebab yang jelas. Para dokter menduga bahwa keadaan ini berhubungan dengan obesitas dalam waktu lama, diabetes tipe 2, dan resistensi insulin. Para ahli juga menemukan bahwa sirosis kriptogenik ini dapat terjadi pada orang-orang yang mengalami perlemakkan hati nonalkoholik.
4.  Hepatitis Kronik
Hepatitis kronik merupakan suatu keadaan di mana virus hepatitis B atau C menginfeksi hati selama bertahun-tahun. Sebagian besar penderita hepatitis tidak akan mengalami hepatitis kronik dan sirosis hati. Bila infeksi virus hepatitis ini berlangsung lama, maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel-sel hati dan menyebabkan terjadinya sirosis hati, atau bahkan kanker hati.
5.  Kelainan Genetika (Herediter)
Adanya kelainan genetika tertentu menyebabkan penumpukkan zat-zat beracun di dalam hati, yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan hati dan sirosis hati. Beberapa hal yang disebabkan oleh kelainan genetika dan dapat menyebabkan terjadinya sirosis hati adalah hemokromatosis (penumpukkan zat besi secara abnormal di dalam berbagai organ) atau penyakit Wilson (penumpukkan tembaga secara abnormal di dalam berbagai organ).
Pada penderita hemokromatosis, penderita cenderung untuk menyerap zat besi di dalam makanan dalam jumlah yang berlebihan. Seiring dengan berlalunya waktu, maka zat besi ini akan menumpuk pada berbagai organ tubuh dan menyebabkan terjadinya sirosis, radang sendi, gagal jantung akibat kerusakan otot jantung, dan disfungsi buah zakar yang menyebabkan hilangnya gairah seksual. Pengobatan ditujukan untuk mencegah kerusakan pada berbagai organ dengan membuang kelebihan zat besi dari dalam tubuh melalui pengeluaran darah.
Pada penyakit Wilson, terjadi keabnormalan salah satu protein yang berfungsi untuk mengatur tembaga di dalam tubuh. Seiring dengan berlalunya waktu, kelebihan tembaga ini akan menumpuk di dalam hati, mata, dan otak yang menyebabkan terjadinya sirosis, tremor (gemetar), gangguan psikologis, dan berbagai gangguan neurologis lainnya bila keadaan ini tidak segera ditangani. Pengobatannya adalah dengan pemberian obat oral (dikonsumsi melalui mulut), yang berfungsi untuk meningkatkan pengeluaran tembaga dari dalam tubuh melalui air kemih.
6.  Sirosis Bilier Primer
Sirosis bilier primer merupakan kelainan sistem imunitas (kekebalan tubuh) yang sering ditemukan pada wanita. Kelainan imunitas ini menyebabkan terjadinya peradangan kronik da kerusakan saluran empedu kecil di dalam hati.
Cairan empedu diproduksi oleh hati yang mengandung berbagai zat yang diperlukan untuk membantu proses pencernaan dan penyerapan lemak di dalam usus, serta berbagai zat sisa seperti bilirubin. Bilirubin merupakan hasil pemecahan hemoglobin pada sel darah merah tua.

Pada sirosis bilier primer, kerusakan saluran empedu kecil ini menghambat aliran normal cairan empedu ke dalam usus. Bersamaan dengan itu, peradangan terus terjadi yang menyebabkan lebih banyak kerusakan pada saluran empedu, yang menyebar dan menyebabkan kerusakan sel-sel hati.
Kematian sel-sel hati ini menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada daerah yang rusak. Kombinasi dari peradangan, jaringan parut, dan penumpukkan zat-zat beracun di dalam hati menyebabkan terjadinya sirosis hati.
7.  Kolangitis Sklerosing Primer
Kolangitis sklerosing primer merupakan penyakit yang jarang ditemukan, yang biasanya terjadi pada penderita penyakit Crohn dan kolitis ulserativa. Pada kolangitis sklerosing primer, saluran empedu besar di luar hati mengalami peradangan, kemudian menyempit, dan tersumbat. Penyumbatan aliran empedu ini menyebabkan terjadi infeksi pada saluran empedu dan menimbulkan jaundice (kulit dan bagian putih mata berwarna kekuningan), yang pada akhirnya dapat menyebabkan sirosis. Pada beberapa penderita, cedera pada saluran empedu (biasanya akibat tindakan pembedahan) juga dapat menyebabkan penyumbatan dan sirosis hati.
8.  Hepatitis Autoimun
Hepatiti autoimun merupakan gangguan hati yang lebih sering ditemukan pada wanita, yang disebabkan oleh kelainan sistem kekebalan tubuh. Kelainan ini menyebabkan peradangan progresif dan kerusakan sel-sel hati yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya sirosis.
9.  Atresia Bilier
Atresia bilier merupakan suatu keadaan di mana seorang bayi lahir tanpa adanya saluran empedu. Atresia bilier dapat menyebabkan terjadinya sirosis.
10.  Penyebab Lainnya
Berbagai penyebab lain dari sirosis hati adalah reaksi abnormal pada obat-obatan tertentu dan paparan terhadap zat racun dalam waktu lama, serta gagal jantung kronik yang dapat menyebabkan terjadinya sirosis.
Pada beberapa negara (terutama Afrika Utara), penyebab tersering dari gangguan hati dan sirosis hati adalah infeksi hati oleh parasite.
Pada bayi, dapat terjadi suatu kelainan di mana bayi tidak dapat membentuk enzim-enzim penting untuk mengatur gula dalam jumlah cukup yang dapat menyebabkan terjadinya penumpukkan gula dan sirosis hati. 
Defisiensi alfa 1 antitripsin (salah satu jenis enzim) juga dapat menyebabkan terjadinya sirosis dan pembentukan jaringan parut pada paru.
3.    Diagnosis :
Bila dokter mencurigai Anda terkena sirosis, dia dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya pembesaran hati dan penumpukan cairan. Kecurigaan sirosis terutama muncul bila Anda mengalami gejala dan beriwayat meminum alkohol berat atau terkena hepatitis kronis.
Pemeriksaan darah dapat mengkonfirmasi kegagalan fungsi hati. USG dapat menunjukkan apakah ada kerusakan di hati Anda. Untuk mengkonfirmasi, biopsi (sampel kecil) dari hati dapat diambil untuk dilihat di bawah mikroskop.
Jika penyebab sirosis tidak jelas, maka pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan untuk memperjelas penyebabnya, misalnya dengan memeriksa antibodi virus hepatitis atau auto-antibodi yang mungkin telah menyerang sel-sel hati Anda, kelebihan zat besi atau tembaga di dalam darah, dll.
4.    Pengobatan :
Secara umum, kerusakan sel-sel hati tidak dapat direhabilitasi. Tujuan pengobatan adalah mencegah pembentukan jaringan parut hati lebih lanjut, atau memperlambat kerusakan sel-sel hati. Sirosis cenderung semakin memburuk jika penyebab yang mendasari tetap ada.  Oleh karena itu perlu upaya untuk memperlambat atau menghentikan penyebab sirosis, misalnya:
·         Tidak minum alkohol jika alkohol adalah penyebabnya.
·         Pengobatan untuk mengendalikan virus hepatitis.
·         Steroid atau obat penekan kekebalan lainnya untuk mengobati penyakit autoimun menyebabkan kerusakan hati.
·         Penghapusan kelebihan zat besi yang terjadi pada hemokromatosis.
·         Berbagai pengobatan mungkin disarankan, tergantung pada tingkat keparahan sirosis dan gejala yang berkembang, antara lain:
·         Diet rendah natrium atau diuretik untuk mengurangi cairan yang terakumulasi dalam tubuh.
·         Obat untuk mengurangi gatal.
·         Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi hipertensi portal.
·         Pengurangan cairan yang menumpuk di perut (ascites).
Bila pasien mengalami perdarahan usus sehingga muntah darah, atau mengeluarkan darah melalui tinja, atau tinja menjadi hitam, dokter mungkin akan segera melakukan tindakan untuk mengatasinya. Berbagai teknik bedah dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi risikonya lebih lanjut.
Dalam kasus yang parah di mana jaringan parut meluas dan hati nyaris tidak bisa berfungsi, maka transplantasi hati mungkin adalah satu-satunya pilihan.

5.    Pencegahan :
            Sirosis hati dapat dicegah dengan tidak mengkonsumsi alkohol dan menghindari risiko infeksi hepatitis C dan hepatitis B.
   III.        Kesimpulan :
Sirosi adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa penyabab yaitu :
1.  Alkohol
2.  Perlemakkan Hati Nonalkoholik
3.  Sirosis Tanpa Penyebab yang Jelas (Sirosis Kriptogenik)
4.  Hepatitis Kronik
5.  Kelainan Genetika (Herediter)
6.  Sirosis Bilier Primer
7.  Kolangitis Sklerosing Primer
8.  Hepatitis Autoimun
9.  Atresia Bilier
10.  Penyebab Lainnya
           




Dengan di tandainya gejala :
•  Kulit atau bagian putih mata tampak kekuningan akibat penumpukkan bilirubin di dalam darah
•  Merasa sangat lelah
•  Hilangnya nafsu makan
•  Badan terasa gatal
•  Mudah merah akibat penurunan produksi faktor pembekuan darah karena adanya gangguan pada hati
            Bukan berarti sirosi tidak dapat di obati,adapun cara untuk mengobati penyakit ini :
·         Tidak minum alkohol jika alkohol adalah penyebabnya.
·         Pengobatan untuk mengendalikan virus hepatitis.
·         Steroid atau obat penekan kekebalan lainnya untuk mengobati penyakit autoimun menyebabkan kerusakan hati.
·         Penghapusan kelebihan zat besi yang terjadi pada hemokromatosis.
·         Berbagai pengobatan mungkin disarankan, tergantung pada tingkat keparahan sirosis dan gejala yang berkembang, antara lain:
·         Diet rendah natrium atau diuretik untuk mengurangi cairan yang terakumulasi dalam tubuh.
·         Obat untuk mengurangi gatal.
·         Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi hipertensi portal.

·         Pengurangan cairan yang menumpuk di perut (ascites).

ddownload artikel ini di : http://adf.ly/1BjvEf

Komentar yang tidak sesuai dengan topik akan dihapus.
Komentar yang berisi Spam akan dihapus.
Komentar yang berhubungan dengan konten dewasa dan SARA akan dihapus.
Komentar yang menyertakan link hidup akan dihapus.
Format link yang bisa diterima :
Indoshre88.blogspot.com ganti menjadi Indoshre88 [dot] blogspot [dot] com.
EmoticonEmoticon